Sunday, 9 December 2018

Membangun Budaya Pembelajaran Yang Efektif Melalui Peningkatan Profesionalisme Guru


OPINI PENDIDIKAN
Oleh: Suryanto, S. Pd, M.Si

Rendahnya kualitas profesionalisme guru akan berdampak pada kualitas peserta didik yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya mutu para lulusan. Hal ini tentunya akan menghambat keberhasilan pembangunan nasional, karena keberhasilan pembangunan nasional tergantung dari keberhasilan dalam mengelola pendidikan nasional. Oleh karena itu, seorang pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional  sebagaimana dijelaskan di dalam Pasal 28 ayat (1) PP No. 19 Tahun 2005. Selain itu juga pada Pasal 36 ayat (1)  yang menyatakan, bahwa tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi harus memiliki kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya yang bermuara pada peningkatan kinerja dan profesionalisme guru.
 Dewasa ini pendidikan untuk semua (education for all) akan menjadi dambaan setiap orang. Pendidikan seutuhnya (holistic education) akan banyak dibicarakan. Manusia akan sadar bahwa hidup ini membutuhkan belajar, untuk memperoleh pengalaman berarti menemukan kemanusiannya manusia. Orang yang belajar memerlukan bantuan dalam proses pembelajaran, dan pembelajaran mendambakan orang yang mampu mendapat bantuan (assisting), mendapat dukungan (supporting) dan diajak untuk tukar menukar informasi.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan tujuan pendidikan yang ingin dicapai yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut perlu adanya peningkatan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru mempunyai peranan yang sangat penting karena gurulah yang berfungsi secara langsung dalam mengelola proses belajar mengajar yang efektif.
Guru adalah tenaga pendidik profesional, dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, serta pendidikan dasar dan menengah. Profesional adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Dalam pelaksanaan proses pendidikan, guru banyak menemukan kendala, sehingga membutuhkan bantuan, dalam upaya untuk meningkatkan profesionalismenya salah satunya melalui supervisi pendidikan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah / Pengawas Sekolah. Oleh karena sebagai penegasan dan dasar hukum, pemerintah mengintruksikan pelaksanaan supervisi tersebut melalui surat-surat keputusan , yang salah satunya yang terbaru adalah melalui Permendiknas RI Nomor 12 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, bahwa pada kompetensi Supervisi Kepala sekolah, salah satu faktor yang penting dan strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan  adalah guru, karena guru merupakan pelaksana terdepan dalam proses pendidikan yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Oleh karena itu berhasil dan tidaknya ketercapaian mutu pendidikan tergantung pada profesionalisme guru di dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal yaitu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Dan ditegaskan pula di dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Pasal 1 ayat (1) dinyatakan, “ Bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang guru bukan sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada para peserta didiknya di depan kelas, namun merupakan seseorang yang memiliki profesionalisme dalam menjalankan perannya sebagai seorang guru yang dapat menjadikan para peserta didiknya mampu merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. Disamping itu kualifikasi guru juga turut menentukan keberhasilan pendidikan, oleh karena itu rendahnya kualifikasi tenaga pengajar atau guru juga dapat menunjukan bahwa masih rendahnya mutu pendidikan.

Tugas Tanggung Jawab Profesionalisme Guru
Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru adalah mengelola pengajaran agar dapat berjalan secara efektif, dinamis, efisien, dan positif. Hal ini ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif dan interaktif diantara subyek pengajaran, yakni guru sebagai subyek pengajar dan siswa sebagai subyek yang sedang mengalami dan terlibat lebih aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam proses pengajaran, yakni dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak baik menjadi baik, dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan senantiasa memerlukan guru yang  mempunyai sifat dan sikap konstruktif serta aktif, inisiatif, kreatif, dan produktif serta memiliki kepekaan beradaptasi dengan lingkungan kerja. Semuanya dapat terwujud apabila dapat diperoleh bila guru di dalam bertugas melaksanakan pekerjaannya memiliki disiplin dalam bekerja yang berimbas terhadap perbaikan dan peningkatan kinerja sekolah.
Dalam pelaksanaan tugasnya guru dituntut untuk bekerja secara profesional dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pemakai sekolah seperti peserta didik, orang tua, dan masyarakat. Salah satu faktor yang menunjang guru untuk bekerja dengan sebaik-baiknya adalah disiplin kerja. Disiplin kerja guru merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia, karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas kerja dan profesionalisme guru. Suatu gejala yang dapat membuat rusaknya kondisi organisasi sekolah adalah rendahnya disiplin kerja guru dimana timbul gejala seperti kemangkiran, malas bekerja, banyaknya keluhan guru, rendahnya prestasi kerja, rendahnya kualitas pengajaran, indisipliner guru dan gejala negatif lainnya. Sebaliknya disiplin yang tinggi dinginkan oleh kepala sekolah karena dapat dikaitkan dengan hasil positif yang mereka harapkan. Disiplin kerja yang tinggi yang dikelola dengan baik dalam manajemen yang efektif akan selalu menunjukkan kesesuaian antara harapan guru dengan kenyataan yang diterimanya.
Berdasarkan kajian beberapa teori bahwa disiplin kerja pada diri seseorang atau guru sebagai bawahan dalam hal ini berhubungan erat dengan kesadaran dan sikap guru terhadap pekerjaannya sendiri, yang makin tinggi tingkat disiplin kerja guru, maka akan tercermin dari sikap dan motivasi bekerja ke arah yang meningkat, begitu pula sebaliknya jika disiplin kerja pada guru semakin rendah, maka sikap kerja yang tercermin menunjukkan kecenderungan yang negatif yang berdampak terhadap kualitas kinerjanya.  Hal ini tidak berarti apa yang dilakukan oleh guru yang ada pada saat ini arahnya negatif atau sama sekali tidak memiliki disiplin kerja. Sebaliknya ketidakdisiplinan guru atau kurangnya kedisiplinan guru sudah tentu akan menimbulkan sikap kerja yang negatif atau kurang baik. Oleh karena itu  positif dan negatifnya sikap dan kesadaran disiplin kerja seorang guru akan cenderung dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan supervisi pimpinan atau kepala sekolah di dalam pelaksanaan kinerja guru.
Selain itu agar proses pengembangan para personalia pendidikan berjalan dengan baik, juga dibutuhkan kepemimpinan yang efektif, yaitu suatu kepemimpinan yang menghargai usaha para guru, yang memperlakukan mereka sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minat masing-masing individu, yang memberi dorongan untuk berkembang dan mengarahkan diri ke arah tercapainya tujuan lembaga pendidikan. Kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas adalah kepemimpinan yang hanya menekankan penyelesaian tugas-tugas kepada para bawahannya dengan tidak mempedulikan perkembangan bakat, kompetensi, motivasi, minat, komunikasi, dan kesejahteraan bawahan. Para personalia akan bekerja secara rutin, rajin, taat dan tunduk dalam penampilannya. Pemimpin ini tidak mengikuti perkembangan dan kemajuan lingkungan sehingga organisasi menjadi usang dan ketinggalan jaman. Sedangkan kepemimpinan yang berorientasi kepada antar hubungan manusia Kepemimpinan ini hanya menekankan perkembangan para personalianya, kepuasan mereka, motivasi, kerja sama, pergaulan dan kesejahteraan mereka. Pemimpin ini berasumsi bila para personalia diperlakukan dengan baik, maka tujuan organisasi kependidikan akan tercapai. Tetapi pada kenyataannya manusia tidak selalu beritikad baik, walaupun ia diperlakukan dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan kemunduran suatu organisasi. Oleh sebab itu kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mengintegrasikan orientasi tugas dengan kepemimpinan yang berorientasi antar hubungan manusia terutama pada guru. Dengan mengintegrasikan dan meningkatkan keduanya kepemimpinan akan menjadi efektif, yaitu mampu mencapai tujuan organisasi tepat pada waktu dan kualitasnya.

Membangun Budaya Pembelajaran Yang Efektif
Sebagaimana yang telah diuraikan bahwa kedisiplinan dan kepemimpinan merupakan dua aspek yang memberikan pengaruh kepada peningkatan kualitas profesionalis guru. Dan kualitas profesionalisme guru yang baik akan berdampak kepada terwujudnya dan terselenggaranya budaya pembelajaran yang efektif. Disiplin merupakan suatu keadaan tertib karena orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk dan taat pada peraturan yang ada serta mampu melaksanakannya dengan senang hati . Disiplin dalam arti yang positif dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yag berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan seseorang terhadap peraturan organisasi. Selain itu disiplin Kerja juga dapat dikatakan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
 Dalam setiap organisasi yang diinginkan adalah jenis disiplin yang timbul dari diri sendiri atas dasar kerelaan dan kesadaran. Akan tetapi dalam kenyataan selalu menyatakan bahwa disiplin itu lebih banyak disebabkan adanya paksaan dari luar. Untuk itu perlu melaksanakan kegiatan pendisiplinan yang mencakup disiplin preventif dan disiplin korektif. Untuk memungkinkan iklim yang penuh disiplin kerja tanpa paksaan tersebut perlu kiranya standar dan peraturan itu sendiri bagi setiap guru dengan demikian dicegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya pelanggaran-pelanggaran/ penyimpangan dari standar dan peraturan yang ditentukan.
Kepala sekolah menduduki posisi yang strategis di dalam pencapaian keberhasilan suatu sekolah dan berperan sebagai pemimpin pendidikan, administrator dan supervisor. Kepala Sekolah sebagai pemimpin karena mempunyai tugas untuk memimpin staf (guru-guru, pegawai dan pesuruh) untuk membina kerjasama yang harmonis antara anggota staf sehingga dapat membangkitkan semangat, serta motivasi kerja sebagai staf yang dipimpin serta meningkatkan suasana yang kondusif. Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan mempunyai kewajiban membimbing dan membina guru atau staf lainnya. Pembinaan dan bimbingan guru akan berpengaruh besar terhadap kelangsungan dan kelancaran proses belajar mengajar.
Terkait dengan masalah disiplin kerja guru, yang bermuara menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia baik secara umum maupun secara khusus, diantaranya adalah rendahnya efektifitas pengajaran yang dilakukan oleh guru yang menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu target dan sasaran apa yang akan dihasilkan sehingga kurang mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran yang baik dan terwujudnya budaya pembelajaran yang efektif. Selain itu pula dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita dapat memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan kedisiplinan dari sebuah proses yang baik pula. Terkadang kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah disepakati. Oleh karenanya jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara tentang standarisasi disiplin pengajaran yang baik pula. Tinjauan terhadap standarisasi dan disipplin kompetensi guru dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan masih terkesan berjalan di tempat. Hal ini disebabkan karena belum berjalannya supervisi secara baik dan benar. Sehingga timbul adanya pendidikan yang terkungkung oleh tuntutan pencapaian standar kompetensi yang apa adanya dan tidak berdasar pada dispilin proses pencapaiannya. Sehingg tujuan pendidikan terkesan kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.
Selain disebabkan oleh masalah kedisplinan dalam suatu organisasi sekolah akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh aspek kepemimpinan. Seorang pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Kepemimpinan merupakan suatu ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting dan akan selalu mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Pemimpin merupakan orang yang menerangkan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin, dan produktivitas jika bekerja sama dengan orang lain, tugas, dan situasi agar dapat mencapai sasaran perusahaan. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan semangat kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja, tingkat prestasi suatu organisasi, dan terutama meningkatkan kedisiplinan guru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemimpin adalah orang yang membina dan menggerakkan seseorang atau sekelompok orang lain dengan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin dan produktivitas sehingga dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja agar tercapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Dalam menjalankan roda organisasi peran seorang pemimpin harus dapat menunjukkan karakter kepemimpinannya demi pengembangan alur kerja organisasi menuju kearah tujuan organsasi yang telah ditetapkan. Lebih jauh lagi dirumuskan bahwa kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.
Kepala sekolah sebagai pemimpin profesional di lembaga pendidikan, khususnya mempunyai peran yang sangat penting, mengingat posisinya secara struktural sebagai pimpinan legal formal memiliki kekuasaan penuh pada lembaga yang dipimpinnya. Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi dalam lembaga pendidikan sekolah. Perilaku kepemimpinannya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kepuasan kerja yang berdampak tehadap kinerja guru. Oleh karena itu dalam pendidikan modern, kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini penting untuk diperhatikan agar kepala sekolah dapat berperan dengan baik dalam mencapai tujuan sekolah yang telah direncanakan. Kepala sekolah, di samping sebagai pemimpin ia juga sebagai manajer pendidikan. Sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki pengetahuan yang luas dan sikap yang mampu diterima oleh guru untuk mengarahkan semua sumberdaya yang tersedia dalam mencapai tujuan, termasuk dalam hal ini adalah memberdayakan guru untuk mencapai kinerja secara Maksimal melalui pemberian dorongan dan motivasi. Dengan demikian upaya sekolah dalam membangun dan mewujudkan budaya pembelajaran yang efektif melalui peningkatan profesionalisme guru dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. 

No comments:

Post a Comment

Tugas 4. Memahami Prinsip Prinsip Pengendalian Kontaminasi

Tugas 4. Memahami Prinsip Prinsip Pengendalian Kontaminasi Tugas untuk siswa  Kelas X TKR1  dan X TBSM pada mata pelajaran TDO. Saksikan vi...